Pada proses pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini atau yang lebih dikenal dengan PAUD, tentu memiliki panduannya. Panduan yang sudah disusun sedemikian rupa oleh pemerintah guna memudahkan lembaga pendidikan dalam mengaplikasikan di lapanagan. Kurikulum menjadi acuan belajar bagi setiap lembaga pendidikan. Sebetulnya apa sih kurikulum PAUD itu?

PAUD pada hakekatnya adalah pendidikan yang berusaha mengembangkan seluruh potensi anak baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik dengan cara-cara yang sesuai dengan masa perkembangannya, diantaranya belajar sambil bermain. Oleh karena itu, upaya memberikan pemahaman yang tepat kepada masyarakat tentang komponen-komponen pendidikan anak usia dini perlu dilakukan. Komponen PAUD diantaranya meliputi prinsip-prinsip dasar PAUD, kurikulum, proses pembelajaran dan evaluasi. Kajian terhadap komponen-komponen PAUD perlu dilakukan untuk lebih memahami hakikat PAUD itu sendiri, sehingga bagi pendidik anak usia dini proses pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan kaidah-kaidahpendidikan yang telah ditetapkan.

Problematika penerapan kurikulum pada anak usia dini masih perlu adanya pembaharuan dan perbaikan dari pihak guru, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) maupun sistem pendidikan di Indonesia guna memberikan keluwesan bagi pencetus generasi emas yang cerdas moral, unggul kognitif dan produktif psikomotorik. Terlihat dari kurangnya perhatian guru dalam pelaksanaan pembelajaran aktif.Minimnya sarana prasarana guna mengimplementasikan pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan (Hasbullah, 2016)

Apa sih Kurikulum Itu?

Istilah kurikulum (curriculum) berasal dari kata curir (pelari) dan curere (tempat berpacu), dan pada awalnya digunakan dalam dunia olahraga. Pada saat itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus tempuh oleh seorang pelari mulai dari start sampai finish untukmemperoleh medali/penghargaan. Kemudian, pengertian tersebut diterapkan dalam dunia pendidikan menjadisejumlah mata pelajaran (subject) yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal sampai akhir program pelajaran untuk memperoleh penghargaan dalam bentuk ijazah. Berdasarkan pengertian diatas, dalam kurikulum terkandung dua hal pokok, yaitu: (1) adanya mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa, dan (2) tujuan utamanya yaitu untuk memperoleh ijazah.

Pengertian  Kurikulum secara khusus pada pendidikan anak usia dini perlu dipahami  dari sisi kurikulum secara umum.  Pandangan menurut para ahli: Nana Sudjana (2005) mengemukakan bahwa kurikulum merupakan harapan yang dibutuhkan ke dalam bentuk rencana maupun program pendidikan yang dilaksanakan oleh para pendidik di sekolah. Kurikulum sebagai rencana, sedangkan pelaksanaannya adalah proses belajar. yang terlibat di dalam proses tersebut yaitu pendidikan dan peserta didik.

Menurut Daniel Tanner & Laurel Tanner, mengemukakan pengertian kurikulum sebagai suatu pengalaman pembelajaran yang terarah, terencana secara sistemtis juga tersusun melalui proses rekontruksi pengetahuan & pengalaman serta berada dibawah pengawasan Lembaga Pendidikan sehingga para peserta didik memiliki motivasi & minat belajar yang tinggi.  Neagley dan Evans (1967) Mengemukakan kurikulum sebagai sebuah pengalaman yang telah dirancang dari pihak sekolah untuk membantu peserta didik dalam mencapai hasil belajar yang baik. Menurut Ronald C. Doll kurikulum adalah muatan proses, baik formal maupun informal yang diperuntukkan bagi pelajar untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman, mengembangkan keahlian dan mengubah apresiasi sikap dan nilai dengan bantuan sekolah (MudhofiMenurut Muray Print mengungkapkan bahwa kurikulum meliputi : Planned learning experinces, Offered withim an educational institution/program, Represented as a document, Includes experiences resulting from implementing that document. Berdasarkan definisi tersebut, Print memandang sebuah kurikulum meliputi perencanaan pengalaman belajar, program sebuah lembaga pendidikan yang diwujudkan dalam sebuah dokumen serta hasil dari implementasi dokumen yang telah disusun(Arifin,Jamila, 2020).

Kurikulum PAUD adalah seperangkat rencana tentang tujuan pembelajaran anak usia dini yang berkisar antara umur 0 sampai 6 tahun  yang bermaksud untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi anak secara optimal atau Kurikulum PAUD adalah suatu rencana dan pengetahuan mengenai bahan ajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran pendidikan anak usia dini (Hasan, 2009). Kurikulum PAUD pada dasarnya tidak berbeda dengan kurikulum pembelajaran pada jenjang pendidikan sekolah dasar, menengah, maupun atas yang disesuaikan dengan kondisi anak usia balita yang terdiri dari bahan pengajar yang telah dirumuskan sebagai petunjuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran.  Sedangkan menurut Patmonodewo (2003) kurikulum PAUD adalah seluruh usaha atau kegiatan sekolah untuk merancang anak supaya belajar baik di dalam maupun di luar sekolah melalui pengembangan aspek fisik, intelektual, sosial maupun emosional.

Kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini dikenal dengan beberapa istilah, diantaranya adalah: program kegiatan belajar bagi anak TK, pembelajaran anak usia dini, program generic anak usia dini dan stimulasi perkembangan anak usia dini (Balitbang, Depdiknas, 2002). Unsur utama dalam pengembangan program bagi anak usia dini adalah bermain. Pendidikan awal di masa kanak-kanak dipercaya memiliki peran yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan pengetahuan selanjutnya. Albrecht dan Miller,

Pada kurikulum PAUD juga terdapat manajemen yang bertujuan untuk mengelolah secara efektif dan efisien tentang seperangkat pembelajaran yang harus dikuasai oleh peserta didik. Agar kurikulum PAUD dapat dikelola secara efektif dan efisien, maka terdapat prinsip- prinsip sebagai berikut (Ndeot, 2019):

1. Besifat komprehensif. Bahwa kurikulum pembelajaran di dalam PAUD harus secara menyeluruh mengembangkan semua aspek yang ada di dalam diri peserta didik secara optimal.

2. Sesuai dengan perkembangan peserta didik. Bahwa kurikulum harus mampu melihat perkembangan anak secara usianya. Jadi dapat membuat kegiatan-kegiatan sesuai dengan kematangan emosi dan sosial peserta didik.

3. Melibatkan orangtua. Karena orangtua merupakan guru pertama bagi anak dan merupakan pendidik utamanya. Oleh karena itu, peran orangtua sangat penting dalam pelaksanan pendidikan.

4. Melihat kebutuhan anak. Kurikulum harus dapat menampuang kebutuhan, kemampuan, dan minat para peserta didiknya.

5. Merefleksikan kebutuhan dan nilai-nilai masyarakat. Kurikulum juga harus mampu mengantarkan peserta didik untuk mengenali nilai-nilai budaya yang ada di lingkungan sekitarnya. Sebuah kurikulum yang sudah teroganisir dengan baik, bisa saja berubah sewaktu-waktu sesuai dengan perubahan-perubahan yang terjadi didalam prosesnya. Dengan demikian, kurikulum dapat diubah dengan menambah, mengurangi dan memperbaiki kurikulum secara berkala. Kurikulum yang sudah berjalan dengan baik akan mudah untukdievaluasi. Dari hasil evaluasi inilah akan muncul beberapa pertimbangan-pertimbangan sebagai bahan acuan untuk mengembangkan kurikulum PAUD. Jika sebuah manajemen PAUD berpegang kepada prinsip-prinsip di atas, maka akan sangat mudah untuk dikembangkan.

Nah, dari penjelasan di atas, semoga kita mulai tergambar ya apa itu kurikulum PAUD.

Ditulis oleh Dr. Aam Saepul Alam, M.Ag-Ketua Bidang Kurikulum DPP IPPAQI